Rabu, 11 Mei 2011

Pahala Terdekat

Banyak orang ingin mendapatkan sebanyak-banyaknya pahala ketika masih sempat bernapas di bumi. Mendambakan surga dengan segala nikmat yang terdapat di dalamnya, dengan melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya. Tetapi apakah itu semua sudah cukup untuk mendapatkan tiket masuk ke surga? Sering kali kita melupakan hal yang begitu jelas tertera dalam hidup kita, yang tentunya merupakan sumber pahala yang terdekat dengan diri kita ini. Yaitu apa? Ya, tentu saja ke-2 orang tua kita, terutama ibu. Pernahkah terlintas di benak kita bahwa ibu adalah merupakan tambang pahala yang begitu dekat dengan kita? Sempatkah kita berhenti sejenak untuk berpikir bagaimana perasaan ibu kita? Ibu kita telah rela mengabdikan hidupnya untuk menjadi pelayan tanpa bayaran demi kebahagiaan sang majikan (yaitu kita sendiri). Mulai dari mengandung selama 9 bulan, menahan sakit yang begitu luar biasa ketika melahirkan kita, ibu kita rela menaruhkan nyawanya. Hingga kini kita telah beranjak dewasa, dengan segala kewibawaan yang kita punya, tapi apakah kita ingat dengan ibu kita? Apakah pernah kita menyadari bahwa ibu kita itu begitu rindu dengan kita? Tapi kita terlalu sibuk dengan urusan kita masing-masing. Mungkin ibu kita sekarang ini sedang ingin memeluk kita, memandangi wajah kita. Akan tetapi beliau tahu diri sang pelayan tak mungkin lagi memeluk, mencium, memandangi majikan. Apakah sekarang ini kita masih mau dipeluk oleh ibu kita? Pernahkah kita menyadari betapa inginnya ibu kita untuk sekedar kita ajak untuk ngobrol? Lebih sering mana kita menelpon pacar atau ibu? Mengajak jalan-jalan pacar atau ibu? Memberikan sesuatu kepada pacar atau ibu? Memeberi perhatian kepada pacar atau ibu?. Ingatlah surga itu terdapat di bawah telapak kaki ibu. Ridho ibu adalah ridho Tuhan. Apakah pernah ibu kita mengadukan segala kesalahan, segala perbuatan dan segala perkataan kita yang menyakitinya kepada Tuhan? Sema sekali tidak pernah. Karena apa? Ibu terlalu sayang terhadap kita. Apabila ibu kita pernah mengadukannya kepada Allah niscaya kita ini akan hancur tak bersisa seperti halnya malin kundang, itulah dahsyatnya doa dari ibu. Maka sayangilah ibu, janganlah pernah merasa malu jika ada celotehan, “anak mami nih ye”. Ucapan seperti itu selalu ku jawab dengan senyuman dan ku berkata dengan bangga “ya aku memang anak mami”. Karena ibulah yang membuatku bisa kuat bertahan di dunia ini sampai saat ini.

Selasa, 03 Mei 2011

Perbedaan

Setelah nonton film “TANDA TANYA” juga sehabis dengerin curhat tetangga ke mamaku, ya sedikit nguping gitu deh, tambah lagi nih motivasi yang perlu aku share ke temen-temen semua.
Jadi gini, emang bener yak hidup di dunia ini dipenuhi sama banyak banget ma yang namanya perbedaan. Hampir semua bahkan bisa dibilang semuanya yang ada di dunia ini memiliki perbedaan, baik yang nampak maupun yang tidak. Salah satunya yang sering terjadi pro dan kontra dalam perbedaan adalah perbedaan agama. Antara agama yang satu dengan yang lainnya saling mengklaim bahwa agama yang dipahaminya merupakan agama yang paling benar, yang paling suci, dan yang paling mulia. Itulah salah satu faktor terjadinya ketidakharmonisan antara agama yang satu dengan yang lainnya. Tetapi sesungguhnya agama satu dengan yang lainnya pasti sama-sama mengajarkan kebaikan, mengajarkan kerukunan, mengajarkan untuk tidak melakukan hal-hal yang dosa. Pada intinya semua agama itu sama yaitu mengajarkan kebaikan. Sekarang tergantung dari pribadi masing-masing individu yang mau saling toleransi atau tidak, mau saling menghormati atau tidak, mau saling mengerti atau tidak. Jadi Untuk apa sih Tuhan menciptakan perbedaan di muka bumi ini? Menurutku Tuhan menciptakan perbedaan yang ada yaitu adalah agar manusia berpikir dalam menentukan suatu kebaikan.
Sekarang perbedaan dalam hal kehidupan. Sebenernya kita hidup ini adalah saling sawang-sinawang. Artinya gini kita sering kali melihat kehidupan orang lain begitu sempurna, begitu menyenangkan. Tetapi sesungguhnya orang yang kita anggap hidupnya sempurna itu juga mengalami banyak kesulitan akan tetapi kita tidak mengetahuinya. Ya inilah hidup banyak sekali perbedaan yang terdapat di dalamnya. Jadi sebisa mungkin saya akan menjalani hidup ini dengan biasa saja, tidak perlu ngoyo atau berlebihan istilahnya gini “ember di isi air terus menerus toh akan luber juga”.