Selasa, 21 Juni 2011

Hati Merdeka

Sabar, seringkali orang-orang menyuruh kita untuk sabar. Setiap ada permasalahan pasti solusinya sabar. Setiap curhat kepada teman atau siapaun titik akhirnya pasti menyuruh kita untuk sabar. Apakah makna sabar itu yang sesungguhnya? Menurut saya sabar itu merupakan sikap diri untuk menahan hasrat amarah yang meluap-luap yang akan segera keluar, dibarengi dengan ketenangan hati dan keikhlasan hati. Akan tetapi yang akan saya bicarakan disini adalah tentang bagaimana cara sabar yang baik dan benar. Jadi tidak hanya menyuruh seseorang untuk bersabar, melainkan sekaligus memberikan solusi bagaimana cara bersabar tersebut. Sabar merupakan suatu tindakan yang sederhana dan simpel, jika kita dapat menguasai hati kita sendiri niscaya sabar akan melekat pada diri kita. Jadi cara untuk bersabar yang paling mudah menurut saya adalah kuasailah hati kita dengan cara mendekatkan dan berserah dirilah kepada Yang Maha Kuasa, pandanglah segala sesuatu dari sisi positifnya, berusahalah untuk selalu ikhlas dalam menghadapi permasalahan yang tidak sesuai dengan harapan. Berusahalah untuk terus dan terus untuk mengasah hati agar menjadi sabar, serta mendapatkan hati yang merdeka.

Rabu, 11 Mei 2011

Pahala Terdekat

Banyak orang ingin mendapatkan sebanyak-banyaknya pahala ketika masih sempat bernapas di bumi. Mendambakan surga dengan segala nikmat yang terdapat di dalamnya, dengan melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya. Tetapi apakah itu semua sudah cukup untuk mendapatkan tiket masuk ke surga? Sering kali kita melupakan hal yang begitu jelas tertera dalam hidup kita, yang tentunya merupakan sumber pahala yang terdekat dengan diri kita ini. Yaitu apa? Ya, tentu saja ke-2 orang tua kita, terutama ibu. Pernahkah terlintas di benak kita bahwa ibu adalah merupakan tambang pahala yang begitu dekat dengan kita? Sempatkah kita berhenti sejenak untuk berpikir bagaimana perasaan ibu kita? Ibu kita telah rela mengabdikan hidupnya untuk menjadi pelayan tanpa bayaran demi kebahagiaan sang majikan (yaitu kita sendiri). Mulai dari mengandung selama 9 bulan, menahan sakit yang begitu luar biasa ketika melahirkan kita, ibu kita rela menaruhkan nyawanya. Hingga kini kita telah beranjak dewasa, dengan segala kewibawaan yang kita punya, tapi apakah kita ingat dengan ibu kita? Apakah pernah kita menyadari bahwa ibu kita itu begitu rindu dengan kita? Tapi kita terlalu sibuk dengan urusan kita masing-masing. Mungkin ibu kita sekarang ini sedang ingin memeluk kita, memandangi wajah kita. Akan tetapi beliau tahu diri sang pelayan tak mungkin lagi memeluk, mencium, memandangi majikan. Apakah sekarang ini kita masih mau dipeluk oleh ibu kita? Pernahkah kita menyadari betapa inginnya ibu kita untuk sekedar kita ajak untuk ngobrol? Lebih sering mana kita menelpon pacar atau ibu? Mengajak jalan-jalan pacar atau ibu? Memberikan sesuatu kepada pacar atau ibu? Memeberi perhatian kepada pacar atau ibu?. Ingatlah surga itu terdapat di bawah telapak kaki ibu. Ridho ibu adalah ridho Tuhan. Apakah pernah ibu kita mengadukan segala kesalahan, segala perbuatan dan segala perkataan kita yang menyakitinya kepada Tuhan? Sema sekali tidak pernah. Karena apa? Ibu terlalu sayang terhadap kita. Apabila ibu kita pernah mengadukannya kepada Allah niscaya kita ini akan hancur tak bersisa seperti halnya malin kundang, itulah dahsyatnya doa dari ibu. Maka sayangilah ibu, janganlah pernah merasa malu jika ada celotehan, “anak mami nih ye”. Ucapan seperti itu selalu ku jawab dengan senyuman dan ku berkata dengan bangga “ya aku memang anak mami”. Karena ibulah yang membuatku bisa kuat bertahan di dunia ini sampai saat ini.

Selasa, 03 Mei 2011

Perbedaan

Setelah nonton film “TANDA TANYA” juga sehabis dengerin curhat tetangga ke mamaku, ya sedikit nguping gitu deh, tambah lagi nih motivasi yang perlu aku share ke temen-temen semua.
Jadi gini, emang bener yak hidup di dunia ini dipenuhi sama banyak banget ma yang namanya perbedaan. Hampir semua bahkan bisa dibilang semuanya yang ada di dunia ini memiliki perbedaan, baik yang nampak maupun yang tidak. Salah satunya yang sering terjadi pro dan kontra dalam perbedaan adalah perbedaan agama. Antara agama yang satu dengan yang lainnya saling mengklaim bahwa agama yang dipahaminya merupakan agama yang paling benar, yang paling suci, dan yang paling mulia. Itulah salah satu faktor terjadinya ketidakharmonisan antara agama yang satu dengan yang lainnya. Tetapi sesungguhnya agama satu dengan yang lainnya pasti sama-sama mengajarkan kebaikan, mengajarkan kerukunan, mengajarkan untuk tidak melakukan hal-hal yang dosa. Pada intinya semua agama itu sama yaitu mengajarkan kebaikan. Sekarang tergantung dari pribadi masing-masing individu yang mau saling toleransi atau tidak, mau saling menghormati atau tidak, mau saling mengerti atau tidak. Jadi Untuk apa sih Tuhan menciptakan perbedaan di muka bumi ini? Menurutku Tuhan menciptakan perbedaan yang ada yaitu adalah agar manusia berpikir dalam menentukan suatu kebaikan.
Sekarang perbedaan dalam hal kehidupan. Sebenernya kita hidup ini adalah saling sawang-sinawang. Artinya gini kita sering kali melihat kehidupan orang lain begitu sempurna, begitu menyenangkan. Tetapi sesungguhnya orang yang kita anggap hidupnya sempurna itu juga mengalami banyak kesulitan akan tetapi kita tidak mengetahuinya. Ya inilah hidup banyak sekali perbedaan yang terdapat di dalamnya. Jadi sebisa mungkin saya akan menjalani hidup ini dengan biasa saja, tidak perlu ngoyo atau berlebihan istilahnya gini “ember di isi air terus menerus toh akan luber juga”.

Rabu, 27 April 2011

sulit itu Bermakna

Berharap untuk mendapatkan kemudahan dalam segala hal adalah dambaan setiap insan. Proses demi proses pun berjalan untuk dilalui. Kelangkaan kemudahan sebenarnya sangat dapat diatasi, dengan catatan kita memahami cara-cara untuk mendapatkan kemudahan tersebut. Sebelum mempelajari dan mendapatkan kemudahan-kemudahan yang didamba-dambakan, kita pelajari terlebih dahulu apa itu sebenarnya yang dinamakan dengan kesulitan. Pastinya dalam hidup, kita semua gak asing bukan dengan kesulitan? Ya inilah hidup. Sebenarnya berangkat dari kesulitan inilah kita dapat mengambil poin dari apa itu kemudahan yang sebenarnya. Begini caranya agar anda sekalian memahami betapa indahnya kesulitan dalam setiap episode hidup kita. Yang pertama, anda wajib bersikap tenang, serta sebisa mungkin menikmati kesulitan yang anda lalui tersebut. Yang kedua, jangan biarkan motivasi anda melemah karena kesulitan itu. Yang ketiga, santailah sejenak dan nantikan buah dari kesabaran anda dalam menghadapi setiap masalah. Itulah sedikit cara yang setidaknya dapat mengurangi penderitaan kesulitan anda. Karena kesulitan tercipta demi memenuhi syarat dari lahirnya kemudahan yang akan tercipta. Tanpa adanya kesulitan, kita semua tidak akan pernah memahami apa itu namanya kemudahan yang sebenarnya. jadi nikmatilah kesulitan anda dengan cara berusaha dan bersabar, di balik semua itu akan muncul makna positif dari kesulitan.

Kamis, 21 April 2011

Insinyur Kecil

Sewaktu kecil memang optimisme diri ini begitu menggelegar, petirpun tak berkutik saat aku kecil berkata “cita-citaku ingin menjadi insinyur”. Sama halnya dengan teman-temanku yang lain, semua tanpa rasa terbebani mengungkapkan cita-cita mereka masing-masing. Tapi, sampai berlanjutnya waktu, ini cita-cita makin menjauh saja rasa-rasanya. Insinyur? Paling tidak bisalah hitung-hitungan, jago buat angka yang sinkron dengan pertanyaan. Menilik dari kemampuan-kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh seorang insinyur aku mulai mundur setapak demi setapak tapi pasti. Maklumlah nilai matematikaku yang selalu ada di garis standar dan gak bisa maju-maju mulai memalingkan hatiku dari insinyur ketika SMP. Beranjak ke tingkat yang lebih tinggi cita-cita masa kecilku makin tidak setia padaku, malahan aku masuk ke jurusan IPS yang notabene menyimpang jauh dari kehidupan insinyur. Tapi kata orang-orang “ life is choice man”, dengan semangat 45 aku tetap jalani hidup ini walaupun berbanding terbalik dengan impianku sewaktu polos. Sekarang berganti zaman di era diriku yang telah menginjakkan kakinya di universitas, dan sini aku kecemplung ke jurusan yang begitu asing yaitu perpustakaan. Dari situlah terbesit impianku yang baru, “aku ingin menjadi penulis”.
Hikmah yang dapat kita petik di sini yaitu jalanilah hidupmu dengan biasa-biasa saja, di balik yang biasa-biasa tersebut kau kan menemukan titik terang dari dirimu.

Kamis, 14 April 2011

Di Balik Keagungan Pendidikan

Kebanyakan dari orang tua pasti menginginkan anaknya untuk dapat menjadi seseorang yang sukses. Hal yang lazim tentu para orang tua akan melakukan usaha, yaitu salah satunya melalui pendidikan formal. Dengan merogoh kocek yang tidak sedikit, mereka rela agar anak-anaknya dapat bersekolah di sekolah-sekolah yang terbilang favorit. Akan tetapi apakah sudah benar mereka melakukan hal yang demikian? Menurut saya ada 2 aspek disini yang perlu dicermati. Yang pertama langkah mereka untuk menyekolahkan anak-anak mereka itu sebagian sudah tepat. Akan tetapi dalam sisi lain yaitu pada aspek yang ke-2 ada hal yang kurang tepat. Ketidaktepatan disinilah yang membuat suatu citra negatif terhadap pendidikan. Dewasa ini hampir semua pendidikan formal yang terdapat di Indonesia terutama pendidikan formal yang berlabel negeri hanya mementingkan aspek nilai, intelegensi, serta kecerdasan otak saja. Apakah di dunia ini kita hanya butuh dengan hal-hal itu saja? Tentu saja tidak bukan? Dari sini marilah buka sedikit mata dan hati kita, bahwa kita semua serta keturunan kita sangat membutuhkan pendidikan moral dan agama. Betapa mirisnya bahwa seseorang yang telah sukses dan berhasil akan tetapi sama sekali tak bermoral dan mengerti tentang agama. Ini semua disebabkan karena telah dikesampingkannya nilai-nilai agama dan moral, dan hanya mengejar sesuatu yang bersifat materi melalui pendidikan yang hanya mementingkan kecerdasan. Dari situlah terciptanya orang-orang yang cerdas tapi tak beretika, tak bermoral seperti halnya para koruptor, wakil rakyat yang hanya tidur dan nonton video porno di saat sedang rapat. Renungkanlah, ini semua merupakan sebuah PR bagi kita bersama.

Rabu, 13 April 2011

Peduli Dunia, Sampah Jika Sinkron dengan Akhirat

Berjalan dalam ramainya dunia memang begitu menyenangkan. Sehingga sering kali kita lupa untuk apa kita hidup. Segala pokok permasalahan sampai hal-hal yang menggembirakan telah membutakan jalan nurani kita. Melenggang dengan angkuh seakan kita ini akan hidup selamanya. Memang tak mungkin rasanya kita ini akan hidup selamanya, karena mau tidak mau suatu saat kita akan menjumpai ajal. Segala fasilitas yang diberikan oleh Sang Pencipta telah melarutkan kita dalam kesenangan duniawi, sehinga bersyukurpun kita lupa. Dengan bobroknya sistem kehidupan yang seperti ini Sang Penciptapun mulai menegur semua ciptaannya yang ada di dunia ini. Mulai dari gunung meletus, banjir, gempa bumi dan lain sebagainya. Akan tetapi apa yang terjadi? Masi saja kita tak peduli dengan teguran tersebut. Seakan teguran itu hambar mubadzir terbuang sia-sia. Hanya amarah pada saat ini yang telah menyelimuti kebanyakan individu manusia. Menumpahkan hidup pada hedonisme yang kita pikir akan selamanya. Telah hilang nurani manusia saat ini karena kurangnya evaluasi diri melihat ke dalam hati tentang apa-apa segala kesalahan tentang yang sering kita perbuat. Itulah sedikit tentang deskripsi kenegativan manusia yang sejauh ini telah bobrok dalam keimanan.