Rabu, 13 April 2011

Peduli Dunia, Sampah Jika Sinkron dengan Akhirat

Berjalan dalam ramainya dunia memang begitu menyenangkan. Sehingga sering kali kita lupa untuk apa kita hidup. Segala pokok permasalahan sampai hal-hal yang menggembirakan telah membutakan jalan nurani kita. Melenggang dengan angkuh seakan kita ini akan hidup selamanya. Memang tak mungkin rasanya kita ini akan hidup selamanya, karena mau tidak mau suatu saat kita akan menjumpai ajal. Segala fasilitas yang diberikan oleh Sang Pencipta telah melarutkan kita dalam kesenangan duniawi, sehinga bersyukurpun kita lupa. Dengan bobroknya sistem kehidupan yang seperti ini Sang Penciptapun mulai menegur semua ciptaannya yang ada di dunia ini. Mulai dari gunung meletus, banjir, gempa bumi dan lain sebagainya. Akan tetapi apa yang terjadi? Masi saja kita tak peduli dengan teguran tersebut. Seakan teguran itu hambar mubadzir terbuang sia-sia. Hanya amarah pada saat ini yang telah menyelimuti kebanyakan individu manusia. Menumpahkan hidup pada hedonisme yang kita pikir akan selamanya. Telah hilang nurani manusia saat ini karena kurangnya evaluasi diri melihat ke dalam hati tentang apa-apa segala kesalahan tentang yang sering kita perbuat. Itulah sedikit tentang deskripsi kenegativan manusia yang sejauh ini telah bobrok dalam keimanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar